ANAK-anak sering kali menjadi korban pelecehan seksual. Sebagai orangtua, Anda perlu memberikan beberapa pelajaran agar anak terhindar dari tindak pelecehan seksual.
Mengajari anak untuk melawan pelecehan seksual bisa dengan cara mengenalkan berbagai macam sentuhan. Jelaskan pada mereka apa saja yang boleh dan tidak. Berikut ulasannya, sebagaimana dilansir dari Boldsky, Selasa (27/1/2015).
Menyentuh bagian tubuh
Anda perlu mengajari nama yang tepat dari tiap anggota tubuh anak, termasuk bagian intim mereka. Ini akan membantu anak, dalam membedakan bagian mana yang boleh disentuh dan tidak. Anda bisa memberi contoh bahwa bagian yang ditutupi oleh baju renang merupakan bagian tubuh pribadi mereka, yang tidak boleh disentuh.
Jelaskan perbedaan sentuhan
Beritahu anak mengenai berbagai macam sentuhan yang mungkin pernah mereka alami. Baik itu sentuhan kasih sayang ataupun sentuhan yang buruk. Sentuhan yang tidak aman atau buruk akan melukai perasaan serta tubuh anak, seperti mendorong, memukul, bahkan menyentuh bagian intim dari tubuh. Ketika mengalaminya, anak harus mengatakan “tidak”.
Buat mengerti bahwa tubuh anak adalah milik mereka. Tidak ada orang lain, kecuali orangtua yang boleh menyentuhnya. Anda juga perlu memperhatikan untuk tidak menyentuh anak, ketika mereka tidak menyukainya, atau merasa tidak nyaman dan aman.
Aturan sentuhan keluarga
Pastikan tidak ada satupun anggota keluarga yang menyentuh bagian intim anak, selain bertujuan untuk membuatnya bersih dan sehat. Membersihkan termasuk seperti mengganti popok, menyeka, dan mencuci. Sentuhan sehat adalah ketika dokter memeriksa anak untuk pemeriksaan kesehatan.
Aturan sentuhan sosial
Ajarkan anak untuk tidak menyentuh bagian tubuh pribadi milik orang lain, begitu pun sebaliknya. Orang lain juga tidak diperbolehkan untuk menyentuh bagian pribadi atau bagian intim sang anak.
Aturan berpakaian
Ajari mengenai mengapa seseorang perlu mengenakan pakaian. Karena dengan berpakaian, anak akan memahami bahwa bagian tubuh tidak akan tertutup dan terhindari dari sentuhan yang buruk.
0 comments:
Post a Comment